Dua Gol Injury Time, City Juara

Dua Gol Injury Time, City Juara
Kapten Manchester City Vincent Kompany didampingi rekan setimnya, saat mengangkat trofi Liga Premier setelah menang 3-2 atas Queens Park Rangers di Stadion Etihad, Manchester, Ahad (13/5/2012) malam tadi WIB. (Foto: PAUL ELLIS/AFP)

 
MANCHESTER (RP) - Premier League musim ini (2011-2012) melahirkan juara baru. Penantian gelar liga Manchester City selama 44 tahun berakhir Ahad (13/5) malam tadi WIB. Itu merupakan titel ketiga City setelah musim 1936-1937 dan 1967-1968 atau ketika kompetisi kasta teratas di Inggris masih bernama Divisi Satu.

City menjadi juara berkat keunggulan selisih gol dari rival sekota sekaligus juara bertahan, Manchester United. Kedua tim sama-sama finish dengan 89 angka, tapi City surplus 64 gol ketimbang United yang hanya surplus 56 gol. Berarti, untuk kali pertama di era Premier League, juara ditentukan lewat selisih gol. Sejak era Premier League bergulir dua dekade lalu, City merupakan tim kelima yang memenanginya selain United yang dominan dengan 12 gelar. Disusul Arsenal dan Chelsea yang sama-sama memiliki tiga gelar dan Blackburn Rovers (satu gelar).

Dalam laga pemungkas malam tadi, City maupun United sama-sama mencatat kemenangan. City unggul 3-2 atas Queens Park Rangers (QPR) di kandang sendiri, Stadion Etihad. Sedangkan United menang 1-0 di kandang Sunderland, Stadium of Light. City yang semula diprediksi menang mudah atas QPR ternyata dipaksa bekerja keras. Padahal, tuan rumah memimpin 1-0 berkat gol Pablo Zabaleta pada menit ke-38. Tapi, Djibril Cisse menyamakan kedudukan hanya dua menit setelah babak kedua berjalan.

The Citizens —sebutan City— makin di atas angin setelah kapten QPR Joey Barton dikartu merah pada menit ke-54. Namun, QPR justru mampu mencetak gol kedua melalui Jamie Mackie (66') sekaligus membuat publik Etihad terkejut.

Tapi, dua gol Edin Dzeko dan Sergio Aguero di masa injury time mengubah hasil akhir menjadi milik tuan rumah. City pun tidak hanya menunjukkan superioritasnya di kandang sendiri sepanjang liga musim ini (18 menang dan sekali seri), melainkan juga predikat tim terbaik Inggris. “Juara dengan menjalani pertandingan seperti itu sungguh luar biasa. Saya tidak pernah melihatnya sepanjang karir saya sebelumnya,” kata pelatih City Roberto Mancini kepada Sky Sports 1.

Ketika City masih tertinggal 1-2 dan pertandingan memasuki injury time, Mancini sempat dihinggapi frustrasi. “Saya tidak yakin kami bisa menang. Ini benar-benar musim yang gila dan menit-menit akhir yang gila pula,” sambung pelatih berkebangsaan Italia itu.

“Kami memang tidak layak kalah. Kami memiliki banyak peluang dan kami layak memenangi pertandingan dan merebut juara,” tutur pelatih yang musim lalu membawa City memenangi Piala FA itu.

Di sisi lain, kendati kalah dari City, QPR memastikan lolos dari jerat degradasi. Itu karena dalam laga lainnya, Bolton Wanderers hanya bermain 2-2 di kandang Stoke City. Alhasil, Bolton yang finis dengan selisih satu angka dari QPR itu menemani Wolverhampton Wanderers dan Blackburn Rovers terdegradasi ke Championship musim depan.

Laga pemungkas Premier League malam tadi sekaligus memastikan Arsenal dan Tottenham Hotspur finish di empat besar atau masuk zona Liga Champions. Dua klub London itu memupus ambisi kuda hitam Newcastle United yang harus puas menempati peringkat kelima.

Post a Comment

Silahkan Tulis Komentar Anda ...

Tinggalkan komentar anda jika anda memiliki kritik/saran atau artikel saya yang kurang dimengerti.

By: Dhi-_-Dix

Previous Post Next Post